Jumat, 27 Januari 2012

Anggaran Perbaikan Ruang Kelas Capai Rp 17 Triliun

 
Depok, PN-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik In donesia menganggarkan dana perbaikan kelas rusak berat pada tahun 2012 sebesar 17 triliun. Dengan target seluruh kelas rusak berat di Indonesia diperbaiki secara tuntas pada tahun ini. Hal itu diungkapkan Wamendikbud RI Musliar Kasim, saat menghadiri acara penu tupan bedah sekolah bersama Kodam Jaya dan Bank Indonesia di SD Sukmajaya V,  Keca matan Sukmajaya, Kota Depok. Berdasarkan data Kemendikbud, kata Musliar, terdapat 131. 526 ruang kelas  kategori rusak berat di seluruh Indonesia.  Diharapkan seluruh ruang kelas kategori rusak tersebut akan selesai diperbaiki pada tahun 2012. Meskipun demikian, kata Musliar, masih banyak ruang kelas yang mengalami kerusakan sedang dan ringan.
“Bila dibiarkan, kelas tersebut akan menga lami kerusakan berat dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun,” kata dia.
Namun, kata Masliar, pemerintah belum bisa memperbaiki kelas dengan kategori kerusakan ringan dan sedang tersebut. Hal itu lantaran pemerintah juga harus memper siapkan dana untuk perbaikan mutu pen didikan. “Bisa dibilang perbaikan mutu pendidikan lebih penting dari sarana itu sendiri. Jadi memang didahulukan perbaikan kelas rusak yang kategori berat dulu,” ucapnya.
Dia berharap perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara dapat berpar tisipasi dalam perbaikan ruang kelas yang tergolong rusak sedang dan ringan. Bantuan tersebut bisa diberikan melalui program corporate social responbility (CSR) perusahaan tersebut.“Saya berharap perusahaan swasta mau pun BUMN berpartisipasi memperbaiki ruang kelas yang tergolong rusak sedang dan ringan,” kata Masliar.
Selain dari Kemendikbud, Musliar berharap pemerintah daerah juga giat membangun sekolah negeri di wilayahnya. Dalam kesem patan itu, Musliar mengkritik Kota Depok yang hanya memiliki delapan SMAN. Padahal jumlah penduduk Kota Depok mencapai 1,7 juta orang. “Bandingkan dengan Kota Padang yang hanya berpenduduk 800 ribu orang namun memiliki 17 buah SMA Negeri,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Asep Rahmat, mengatakan Pemerinta Kota Depok berupaya untuk membangun satu SMA negeri setiap tahunnya. Meskipun demikian, banyak kendala yang dihadapi seperti laha  yang terbatas di Kota Depok.
Dia mengatakan, sebenarnya kekurangan sekolah negeri tersebut dapat ditutupi dengan keberadaan sekolah swasta. “Andai sekolah swastanya mencukupi, saya rasa tidak masa lah jika sekolah negerinya belum maksimal,” ujarnya.
Sementara itu Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal TNI Wasir mengatakan Kodam Jaya juga turut berperan serta dalam menperbaiki sekolah yang rusak. Saat ini sudah ada 38 lokasi di sekitar Jabodetabek yang direlokasi oleh Kodam Jaya. Sekolah tersebut terdiri dari SMP, SMA, SD, TK, dan PAUD. “Ada juga pekerjaan serupa untuk satu buah rumah pahlawan dan dua buah rumah prajurit. Jadi total 41 unit yang sudah direhab,” ujarnya.
Pada 2012, kata Wasir, Pangdam Jaya akan bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia untuk merehabilitasi 32 ruang kelas rusak. “Ini memang tugas TNI untuk berkecimpung dalam masyarakat, apabila tidak terjadi perang,” ujarnya. -Why/Yen.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar