Sabtu, 28 Januari 2012

Belum Semua Rumah Sakit Layani Jamkesmas

BANDUNG, PN-Di Indonesia, belum semua rumah sakit (RS) memberikan pelaya nan kesehatan bagi peserta Jamkesmas. Dari 1.870 RS, baru 1.080 RS yang menerima peserta Jamkesmas. Ke depannya, semua RS baik pemerintah maupun swasta diharapkan menerima peserta Jamkesmas. Untuk keper luan tersebut, kapasitas kelas III agar ditam bah.
Hal tersebut dikatakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH., saat memberikan sambu tan pada Sosialisasi Kesiapan Jabar Menuju Universal Coverage Insurance Melalui KTP Berasuransi Kesehatan Serta Pencanangan dan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Jamkesmas di Hotel Savoy Homann Bandung belum lama ini.
“Ada sekitar 800 RS yang belum menerima peserta Jamkesmas, kebanyakan RS swasta. Saya minta ada tambahan kelas III, bukan hanya di RS swasta, tetapi RS vertikal dan RS pemerintah daerah. RS swasta harus menam bah kelas III dari 10 persen menjadi 15 persen atau 20 persen, saat ini sedang dalam pembaha san berapa kira-kira bisa sediakan kelas III,” ucapnya.
Endang juga mengharapkan ada komuni kasi antar RS sehingga pasien yang tidak bisa tertampung pada satu RS tidak dibiarkan begitu saja, namun dicarikan RS lain yang masih kosong. Ketersediaan tempat tidur, khususnya kelas III agar dipasang di depan RS. “Seperti di tempat parkir dicantumkan berapa tempat yang masih kosong,” paparnya.
Sementara di Jabar menurut Kepala Dinas Kesehatan Jabar, dr, Alma Lucyati, M.Kes., pada awal 2011 dari 224 RS yang melayani Jamkesmas baru 133 RS atau 54,51 persen. Dengan demikian, tidak semua masyarakat yang membutuhkan perawatan bisa tertam pung karena terbatasnya tempat tidur di RS.
“Kebutuhan tempat tidur sebanyak 10.000 tempat tidur, sementara yang tersedia di RS pemerintah dan beberapa RS swasta baru 4.000 tempat tidur. Namun dengan RS swasta membuka diri terhadap pelayanan Jamkesmas ada tambahan 6.000 tempat tidur sehingga ada 10.000 tempat tidur bagi peserta Jamkesmas, Jamkesda dan Jampersal,” paparnya.
Alma juga mengatakan dari sekitar 43 juta penduduk Jabar, yang tercover jaminan kesehatan baru 54,3 persen, dari jumlah tersebut 25 persen dijamin Jamkesmas dan 16 persen dijamin Jamkesda. Jumlah penduduk yang belum tercover jaminan sekitar 44 persen. “Jabar harus menata sarana, saat ini ada 1.444 Puskesmas, 147 diantaranya Pukesmas dengan tempat perawatan dengan 20 tempat tidur,” katanya.
Sedang Sekda Propinsi Jabar, Lex Laksama yang mewakli Gubernur Jabar mengatakan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan yang berkualitas masih belum optimal. Penyediaan sarana dan fasilitas kesehatan yang memadai merupakan respon terhadap dinamika karateristik dan kondisi geografis penduduk Jabar.
“Menyadari pentingnya penanganan yang lebih optimal untuk keberhasilan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Jabar, khususnya masyarakat miskin secara simultan harus dilakukan pembenahan sistem pelayanan kesehatan, peningkatan akses masyarakat termasuk masyarakat miskin ke fasilitas kesehatan, penyusunan standar pelayanan medis dan membenahi sistem rujukan di tingkat kabupaten/kota,” ucapnya. -Ade/Adi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar