Industri kreatif (iltrs)
Depok Pajajaran News
Rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 1 April
mendatang terus menghantui pelaku usaha. Tim Ahli Enterpreunership Pengabdian
Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Meswantri mengungkapkan, Usaha Kecil
Menengah (UKM) industri kreatif bisa terancam tutup. Pasalnya, selama ini
mereka mengadalkan pinjaman dari bank. "Dengan dinaikkan BBM, dipastikan
UKM industri kreatif terancam tutup. Mereka akan terbebani dengan utang perbankan,
produksi, dan salary bagi karyawan. Ini kalau tidak disikapi dengan cermat,
justru bisa mematikan usahanya," katanya kepada wartawan, Senin
(26/3/2012).
Menurut Meswantri, 80 persen industri kreatif di Depok
bergerak di bidang pakain jadi. Menurutnya, secara riil yang terkena dampak
kenaikan BBM adalah industri tekstil
yang padat karya atau perusahaan yang memperkerjakan banyak karyawan. Selain
itu, produk yang harus didatangkan dari daerah lain membutuhkan pembiayaan yang
lebih besar.
Dirinya mencontohkan, untuk batik harus mendatangkan dari
pekalongan. Tentu, lanjutnya, terdapat peningkatan ongkos kirim. Itu artinya
biaya produksi juga naik. "Kalau seperti ini, otomatis rentetan dampaknya
semakin panjang. Apalagi, produk tekstil dibanjiri dari luar negeri, dan produk
dari tekstil kita tidak diminati," tuturnya.
Meswantri mengungkapkan, jenis UKM industri kreatif lainnya
yang membutuhkan produk khusus dan bahan baku pasti terpukul. Untuk itu,
pihaknya hanya bisa pasrah. Dan sebagai solusi para pengusaha harus melakukan
efisiensi pada produk. Selama ini, menurutnya, pengusaha UKM sudah banyak
melakukan efisiensi, mereka pun harus menekan seminimal mungkin pengeluaran.
"Kalau kebijakan naiknya BBM itu sudah kebijakan pemerintah, kita mau apa,
ya harus mengikutinya. Cuma kalau bisa, kita juga dapat proteksi," ungkap
Direktur PT Solusi Safety Indonesia ini.
Meswantri menegaskan, agar pemerintah bisa memberikan dukungan agar saat kenaikan
dilakukan, tidak terjadi penutupan atau matinya usaha. Salah satunya melalui
subsidi silang pada lima puluh persen
UKM. Selain itu, pemerintah juga
harus melakukan negoisasi dengan perbankan untuk UKM industri kreatif.
"Kita minta dukungan juga dari pemerintah. Apakah melalui perbankan atau
kemudahan dalam pengadaan produksi. Ya, ini antisipasi agar tidak jatuh,"
tandasnya.(Faldi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar