Selasa, 27 Maret 2012

Bila BMM Dinaikan Industri Kreatif Depok Terancam Tutup



                                         Industri kreatif (iltrs)

Depok Pajajaran News
Rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 1 April mendatang terus menghantui pelaku usaha. Tim Ahli Enterpreunership Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Meswantri mengungkapkan, Usaha Kecil Menengah (UKM) industri kreatif bisa terancam tutup. Pasalnya, selama ini mereka mengadalkan pinjaman dari bank. "Dengan dinaikkan BBM, dipastikan UKM industri kreatif terancam tutup. Mereka akan terbebani dengan utang perbankan, produksi, dan salary bagi karyawan. Ini kalau tidak disikapi dengan cermat, justru bisa mematikan usahanya," katanya kepada wartawan, Senin (26/3/2012).

Menurut Meswantri, 80 persen industri kreatif di Depok bergerak di bidang pakain jadi. Menurutnya, secara riil yang terkena dampak kenaikan BBM adalah  industri tekstil yang padat karya atau perusahaan yang memperkerjakan banyak karyawan. Selain itu, produk yang harus didatangkan dari daerah lain membutuhkan pembiayaan yang lebih besar.

Dirinya mencontohkan, untuk batik harus mendatangkan dari pekalongan. Tentu, lanjutnya, terdapat peningkatan ongkos kirim. Itu artinya biaya produksi juga naik. "Kalau seperti ini, otomatis rentetan dampaknya semakin panjang. Apalagi, produk tekstil dibanjiri dari luar negeri, dan produk dari tekstil kita tidak diminati," tuturnya.

Meswantri mengungkapkan, jenis UKM industri kreatif lainnya yang membutuhkan produk khusus dan bahan baku pasti terpukul. Untuk itu, pihaknya hanya bisa pasrah. Dan sebagai solusi para pengusaha harus melakukan efisiensi pada produk. Selama ini, menurutnya, pengusaha UKM sudah banyak melakukan efisiensi, mereka pun harus menekan seminimal mungkin pengeluaran. "Kalau kebijakan naiknya BBM itu sudah kebijakan pemerintah, kita mau apa, ya harus mengikutinya. Cuma kalau bisa, kita juga dapat proteksi," ungkap Direktur PT Solusi Safety Indonesia ini.

Meswantri menegaskan, agar pemerintah  bisa memberikan dukungan agar saat kenaikan dilakukan, tidak terjadi penutupan atau matinya usaha. Salah satunya melalui subsidi silang pada lima puluh persen  UKM.  Selain itu, pemerintah juga harus melakukan negoisasi dengan perbankan untuk UKM industri kreatif. "Kita minta dukungan juga dari pemerintah. Apakah melalui perbankan atau kemudahan dalam pengadaan produksi. Ya, ini antisipasi agar tidak jatuh," tandasnya.(Faldi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar