Organda Kota Depok
Depok Pajajaran News
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organisasi Gabungan Angkutan
Darat (Organda) Kota Depok, Saimon mengatakan, rencana kenaikan Bahan Bakar
Minyak (BBM) oleh pemerintah pusat memiliki dampak langsung terhadap
operasional angkutan umum. Rencananya Organda akan meminta Pemerintah Kota
Depok menaikan tarif angkutan umum untuk menutup biaya operasional, kata Wakil
Ketua DPC Organda Kota Depok, Saimon kepada wartawan baru-baru ini.
Simon mengungkapkan, sampai saat ini belum ada sopir
angkutan umum yang menaikkan ongkos secara sepihak. Namun, ia beraharap
kenaikan tarif angkutan umum mencapai angka Rp 500. “Saya berharap kenaikan
mencapai Rp500, baik jarak dekat ataupun jauh. Tapi, masalah kenaikan bukan lah
wewenang Organda,” unkapkan.
Saimon menuturkan, rencana kenaikan ongkos angkutan umum
harus mendapat persetujuan dari sejumlah pihak seperti, Wali kota, DPRD, Dinas
Perhubungan, dan kepolisian. Menurutnya, angka 500 rupiah sangat ideal. Dia mencontohkan, kalau dari terminal ke Depok Timur biasa dikenakan ongkosnya Rp 2500, naik
menjadi Rp 3000. “Kalau tetap tidak mungkin, jadi kita naikkan Rp 500.
Karena tidak mungkin naik Rp 300, jadi bulatkan saja. Tentunya, kenaikan ini
kita mengikuti ketentuan dari pemerintah,” paparnya.
Saimon menambahkan, kenaikan tarif tersebut pada prinsipnya
tidak merugikan semua pihak. Pasalnya, kenaikan BBM juga memiliki pengaruh yang
luas. Jangan sampai sopir maupung pengusaha menjadi rugi. Meski begitu, dirinya menyadari masyarakat
akan merasa keberatan dengan rencana kenaikan tersebut. “Mau bagaimana lagi,
kita nantinya hanya mengikuti pemerintah saja. Jangan sampai, sopir dan
pengusaha merugi. Apalagi, setoran naik dan mobil juga mahal. Tapi, masyarakat
juga pasti ada yang keberatan,”ujarnya.
Untuk itu, dia mengingatkan agar kenaikan tarif angkutan
umum tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Sampai saat ini, lanjutnya,
belum ada gejolak dari sopir untuk menaikkan ongkos. “Sekarang sih masih adem
ayem dan belum ada tuntutan seperti di tempat lain,”imbuhnya.
Sementara, Fahmi selaku pemilik angkot D03 jurusan
Depok-Parung, mengaku akan mengikuti ketentuan dari pemerintah. Artinya, ia
tidak akan menaikan tarif sendiri. “Intinya kita sih mengikuti yang lain saja.
Kalau dinaikan, saya tidak takut kehilangan penumpang. Apalagi, ini kan
semuanya juga harga barang pada naik. Apalagi, biaya perawatan mobil akan naik dan untuk
menyamakan setoran juga ikut
naik,”kilahnya.(Faldi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar