Rabu, 15 Februari 2012

DPC Organda Minta Kenaikan Tarif Angkutan Umum


                                                                            Organda Kota Depok

Depok Pajajaran News

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Kota Depok, Saimon mengatakan, rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah pusat memiliki dampak langsung terhadap operasional angkutan umum. Rencananya Organda akan meminta Pemerintah Kota Depok menaikan tarif angkutan umum untuk menutup biaya operasional, kata Wakil Ketua DPC Organda Kota Depok, Saimon kepada wartawan baru-baru ini.

Simon mengungkapkan, sampai saat ini belum ada sopir angkutan umum yang menaikkan ongkos secara sepihak. Namun, ia beraharap kenaikan tarif angkutan umum mencapai angka Rp 500. “Saya berharap kenaikan mencapai Rp500, baik jarak dekat ataupun jauh. Tapi, masalah kenaikan bukan lah wewenang Organda,” unkapkan.

Saimon menuturkan, rencana kenaikan ongkos angkutan umum harus mendapat persetujuan dari sejumlah pihak seperti, Wali kota, DPRD, Dinas Perhubungan, dan kepolisian. Menurutnya, angka 500 rupiah sangat ideal. Dia mencontohkan, kalau dari terminal  ke Depok Timur biasa dikenakan  ongkosnya Rp 2500,   naik  menjadi Rp 3000. “Kalau tetap tidak mungkin, jadi kita naikkan Rp 500. Karena tidak mungkin naik Rp 300, jadi bulatkan saja. Tentunya, kenaikan ini kita mengikuti ketentuan dari pemerintah,” paparnya.

Saimon menambahkan, kenaikan tarif tersebut pada prinsipnya tidak merugikan semua pihak. Pasalnya, kenaikan BBM juga memiliki pengaruh yang luas. Jangan sampai sopir maupung pengusaha menjadi rugi.  Meski begitu, dirinya menyadari masyarakat akan merasa keberatan dengan rencana kenaikan tersebut. “Mau bagaimana lagi, kita nantinya hanya mengikuti pemerintah saja. Jangan sampai, sopir dan pengusaha merugi. Apalagi, setoran naik dan mobil juga mahal. Tapi, masyarakat juga pasti ada yang keberatan,”ujarnya.

Untuk itu, dia mengingatkan agar kenaikan tarif angkutan umum tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Sampai saat ini, lanjutnya, belum ada gejolak dari sopir untuk menaikkan ongkos. “Sekarang sih masih adem ayem dan belum ada tuntutan seperti di tempat lain,”imbuhnya.

Sementara, Fahmi selaku pemilik angkot D03 jurusan Depok-Parung, mengaku akan mengikuti ketentuan dari pemerintah. Artinya, ia tidak akan menaikan tarif sendiri. “Intinya kita sih mengikuti yang lain saja. Kalau dinaikan, saya tidak takut kehilangan penumpang. Apalagi, ini kan semuanya juga harga barang pada naik. Apalagi, biaya  perawatan mobil akan naik dan untuk menyamakan setoran juga ikut  naik,”kilahnya.(Faldi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar