Toko penjual gas & sembako (Ist)
Depok Pajajaran News
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Bumi dan Gas
(Hiswana Migas) Kota Depok, Atar Susanto, mengatakan, kenaikan harga gas ke
pelanggan industri yang dilakukan PT
Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) per 1 Mei 2012 memiliki dampak sangat
luas. Kenaikan gas tersebut tidak hanya dirasakan industri, melainkan juga
masyarakat secara umum, katanya kepada wartawan Selasa (22/5/2012)
Antar mengakui, bahwa kenaikan harga gas adalah kebijakan
pusat. Meski begitu, saat ini belum ada pengaruh yang berarti dalam distribusi
maupun harga. Menurutnya, harga gas 3 kg di agen Rp 13.700 per tabungnya. Sedangkan, di
tingkat pangkalan mencapai Rp14 ribu lebih.
"Kalau sekarang memang tidak terlalu berpengaruh, apalagi itu kan kebijakan pusat. Untuk gas 3
kg di tingkat pengecer ya Rp16 ribu wajar lah," kilahnya.
Sementara itu, salah satu agen distribusi gas di Kota Depok,
Robi, menerangkan, keberadaan gas di Kota Depok mulai langka. Karena pasokan
gas mulai dikurangi secara bertahap sejak awal tahun. "Bulan kemarin dan
sebelumnya dikurangi lima persen. Bulan ini pasokan gas dikurangi 15 persen dibandingkan
bulan lalu," terangnya.
Robi mengakui, kondisi seperti ini menyebabkan keberadaan
elpiji 3 kg di beberapa lokasi yang ada di Kota Depok mulai langka seperti di wilayah
Citayam. Akibatnya permintaan elpiji di tokonya meningkat. Pihaknya terpaksa
menolak beberapa penjual gas yang akan membeli elpiji 3 kg di tokonya.
“Terpaksa yang bukan langganan saya tolak, karena saya sendiri kesulitan
mendapatkan pasokan. Kalau begini terus lama-lama saya bisa rugi,” kilahnya.
Robi menambahkan, dirinya menjual elpiji seharga Rp 14.000
per tabung ke pelanggan yang akan mendistribusikannya kembali ke tingkat
konsumen eceran. Sementara untuk harga eceran, dirinya menjual seharga Rp 15.000.
Meskipun demikian, dia mengakui harga di warung bisa lebih besar dari HET yaitu
Rp 16.000 per buah,” ujarnya.
Hal senada juga dikatakan agen lainnya, Mucklis, banyak
warung yang mematok harga lebih dari Rp 15.000 per buah. “Memang pasokan mulai
dibatasi, sehingga kondisi ini mulai dimanfaatkan oleh beberapa penjual,”
katanya.
Dari pantauan wartawan di sejumlah pasar, harga telor, minyak
goreng, beras mulai merangkak naik. Salah satu pedagang sembako di Pasar Dewi
Sartika Asen mengakui harga telor telah mengalami kenaikan sebesar Rp500, dari
Rp16 ribu per kg menjadi Rp16. 500/kg. Menurutnya, kenaikan harga telor
tersebut telah terjadi sepekan lalu. "Harga telor sudah naik dari sananya.
Jadi kita ngikuti saja,”terangnya.
Hal senada diutarakan pemilik toko sembako di Pasar Depok
Jaya, Tomo, mengaku, kenaikan harga telor Rp 1000/kg. Sebelumnya, harga telor Rp15 ribu menjadi
Rp16 ribu. Menurutnya, jika terdapat sedikit perbedaan karena belum belanja
lagi dan memakai harga lama. "Kalau
di tempat lain beda, ya karena saya belum belanja dan tetap menggunakan harga
lama," ujarnya.
Tomo mengungkapkan sejumlah harga sembako seperti beras juga
mengalami kenaikan namun tidak terlalu tinggi atau sekitar Rp 200. Ia
menambahkan, untuk harga minyak goreng curah stabil dan minyak goreng bermerk
naik mencapai Rp 1000. Sedangkan untuk
gula, mengalami fluktuatif, sebelumnya untuk satu bal dihargai Rp435 ribu naik
menjadi Rp 450 ribu. Namun, saat ini turun
menjadi Rp 445 ribu. “Tapi memang, untuk sementara kenaikan sembako saat
ini masih bisa ditoleransi dan tidak parah seperti sebelumnya,” ungkapnya.(Faldi)
Harga Gas PGN kan gas alam untuk industri (pipa),,,tidak berkaitan dengan harga LPG dalam tabung (kemasan 3, 12, dan 50 kg).
BalasHapus