Segerombolan anak-anak punk menghuni Kota Depok (Ist)
Depok Pajajaran News
Saat ini Kota Depok menjadi kota
tujuan anak-anak punk dari seluruh wilayah di Indonesia. Mereka menganggap
Pemerintah Kota Depok menyediakan rumah singgah dan segala faslitasnya bagi
anak-anak punk di Sekolah Masjid Terminal (Master). Uniknya, gerombolan
anak-anak punk tersebut bukan berasal dari Kota Depok melainkan dari luar Kota
Depok seperti Tanggerang, Bekasi, Jakarta, Medan, Palembang, Yogyakarta, dan
Bandarlampung, kata Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok
Gandara Budiana, kepada sejumlah media, Jum’at (15/6/2012) di kantornya.
Gandara mengingatkan kepada Kepala
Sekolah Master tidak menampung anak-anak punk tersebut di sekolah itu. Bahkan
pihaknya telah memerintahkan selalu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah
master agar menolak kedatangan anak punk dari luar Depok,” imbuhnya.
Gandara menuturkan, saat ini masih banyak anak
punk berkeliaran di sekitar lampu merah di Jalan Margonda dan Jalan Arif Rahman
Hakim. Tapi ia membantah kalau anak punk binaan Sekolah Master tidak pernah
turun kejalan dan tidak mengganggu ketertiban umum. Berbeda dengan anak punk
dari luar Depok, mereka sering terlihat berada di jalan terutama di beberapa
lampu merah di Kota Depok Jalan Margonda. "Yang saya tahu, anak punk
binaan Master hanya berkisar 10 hingga 15 orang, dan mereka tidak pernah turun
kejalan, karena telah mendapatkan
pembinaan. Yang datang dari luar daerah ini yang membuat kekacauan di Kota
Depok," tuturnya.
Untuk mengantisipasi kedatangan
anak punk dari luar Depok, dia mengaku
telah melakukan pengawasan secara rutin
di beberapa titik yang sering menjadi tempat berkumpulnya anak punk.
Bahkan, ia mengerahkan anak buahnya untuk menjaga titik masuk Depok.
"Kalau tidak di awasi, saya khawatir anak punk semakin banyak. Namun saat
ini anak punk sudah tidak terlihat lagi," ujar Gandara.
Pernyataan Gandara diamini Dicki
Erwin selaku Kasie Pengendalian dan Operasional Dinas Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP) Kota Depok, bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Sekolah
Master untuk tidak menerima kedatangan anak-anak punk dari luar Depok.
"Pada dasarnya Sekolah Master menyetujui dan mengerti keresahan masyarakat,"
ujarnya.
Berdasarkan pantauan dilapangan, Dicki
membenarkan, bahwa segerombol anak punk dan pengamen di lampu merah Arif Rahman
Hakim (ARH), bawah jembatan penyebrangan orang (JPO) Depok Town Square-Margo
City dan Gang Kober. Para pengamen dan anak punk biasanya ramai berkumpul pada
sore hari. Sayangnya, tidak ada petugas yang berjaga di titik-titik tersebut.
Polisi lalu lintas pun tak berusaha mengusir anak-anak punk tersebut.
Lemahnya pemantauan petugas membuat anak punk dan pengamen leluasa bertindak
semaunya. "Memang banyak anak punk yang sudah meresahkan masyarakat.
Terutama dalam angkot. Kami sudah menjaring mereka sebelumnya. Namun sekarang
mereka kembali berulah," ucap Dicki.
Dicki menegaskan, dalam waktu
dekat ini, pihaknya akan mengadakan razia di sepanjang ruas jalan protokol
Depok. Terutama di Jalan Margonda. "Sudah banyak laporan mengenai
keresahan masyarakat tentang banyaknya anak jalanan dan punk yang mangkal di
lampu merah," tandasnya.(Faldi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar