Minggu, 17 Juni 2012

Gerombolan Anak Punk Geruduk Kota Depok

  






Segerombolan anak-anak punk menghuni Kota Depok (Ist)
 
 Depok Pajajaran News

Saat ini Kota Depok menjadi kota tujuan anak-anak punk dari seluruh wilayah di Indonesia. Mereka menganggap Pemerintah Kota Depok menyediakan rumah singgah dan segala faslitasnya bagi anak-anak punk di Sekolah Masjid Terminal (Master). Uniknya, gerombolan anak-anak punk tersebut bukan berasal dari Kota Depok melainkan dari luar Kota Depok seperti Tanggerang, Bekasi, Jakarta, Medan, Palembang, Yogyakarta, dan Bandarlampung, kata Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok Gandara Budiana, kepada sejumlah media, Jum’at (15/6/2012) di kantornya.
 
Gandara mengingatkan kepada Kepala Sekolah Master tidak menampung anak-anak punk tersebut di sekolah itu. Bahkan pihaknya telah memerintahkan selalu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah master agar menolak kedatangan anak punk dari luar Depok,” imbuhnya.
 
 Gandara menuturkan, saat ini masih banyak anak punk berkeliaran di sekitar lampu merah di Jalan Margonda dan Jalan Arif Rahman Hakim. Tapi ia membantah kalau anak punk binaan Sekolah Master tidak pernah turun kejalan dan tidak mengganggu ketertiban umum. Berbeda dengan anak punk dari luar Depok, mereka sering terlihat berada di jalan terutama di beberapa lampu merah di Kota Depok Jalan Margonda. "Yang saya tahu, anak punk binaan Master hanya berkisar 10 hingga 15 orang, dan mereka tidak pernah turun kejalan,  karena telah mendapatkan pembinaan. Yang datang dari luar daerah ini yang membuat kekacauan di Kota Depok," tuturnya.
Untuk mengantisipasi kedatangan anak punk dari luar Depok,  dia mengaku telah melakukan pengawasan secara rutin  di beberapa titik yang sering menjadi tempat berkumpulnya anak punk. Bahkan, ia mengerahkan anak buahnya untuk menjaga titik masuk Depok. "Kalau tidak di awasi, saya khawatir anak punk semakin banyak. Namun saat ini anak punk sudah tidak terlihat lagi," ujar Gandara.
 
Pernyataan Gandara diamini Dicki Erwin selaku Kasie Pengendalian dan Operasional Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok, bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Sekolah Master untuk tidak menerima kedatangan anak-anak punk dari luar Depok. "Pada dasarnya Sekolah Master menyetujui dan mengerti keresahan masyarakat," ujarnya.
 
Berdasarkan pantauan dilapangan, Dicki membenarkan, bahwa segerombol anak punk dan pengamen di lampu merah Arif Rahman Hakim (ARH), bawah jembatan penyebrangan orang (JPO) Depok Town Square-Margo City dan Gang Kober. Para pengamen dan anak punk biasanya ramai berkumpul pada sore hari. Sayangnya, tidak ada petugas yang berjaga di titik-titik tersebut.
 
 Polisi lalu lintas pun tak berusaha mengusir anak-anak punk tersebut. Lemahnya pemantauan petugas membuat anak punk dan pengamen leluasa bertindak semaunya. "Memang banyak anak punk yang sudah meresahkan masyarakat. Terutama dalam angkot. Kami sudah menjaring mereka sebelumnya. Namun sekarang mereka kembali berulah," ucap Dicki.
 
Dicki menegaskan, dalam waktu dekat ini, pihaknya akan mengadakan razia di sepanjang ruas jalan protokol Depok. Terutama di Jalan Margonda. "Sudah banyak laporan mengenai keresahan masyarakat tentang banyaknya anak jalanan dan punk yang mangkal di lampu merah," tandasnya.(Faldi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar