Jumat, 20 Juli 2012

Warga Sugu Tamu Demo “Hotel Duta Residence Terancam di Tutup”


                                         Hotel Duta Residece (Ist)

 Depok Pajajaran News

Hotel Duta Residece yang terletak diwilayah Kampung Sugutamu, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), diduga telah dijadikan tempat transaksi prostitusi, penjualan minuman keras (miras), dan perjudian. Maka warga sudah tidak memiliki toleransi lagi terhadap keberadaan hotel tersebut. "Dari hasil musyawarah warga Kampung Sugutamu kemarin malam, disepakati mendesak Wali Kota Nur Mahmudi Ismail menutup Hotel Duta Residence tersebut," kata juru bicara warga, Taufik saat ditemui Kamis (19/7/2012) di Balai Kota Depok.

Taufik mengakui, silih berganti menyaksikan seorang wanita dan lelaki masuk kedalam hotel. Warga mengancam akan menutup paksa hotel itu jika 1x24 jam tidak ditutup. "Jangan salah kan kami kalau warga menutup paksa. Warga bosan menyaksikan wanita berpakaian minim keluar masuk hotel itu," kilahnya.

Masyarakat sudah bosan mendengar pembelaan kosong dari sang pemilik. Apalagi, ungkapnya, dalam pembelaanya selalu berdalih kalau dia seorang muslim, sehingga tidak mungkin melakukan perbuatan yang dituduhkan warga. "Kami punya bukti, mereka jual miras sembunyi-sembunyi. Satpol PP juga pernah menangkap tiga orang pasangan mesum di hotel itu tahun 2010 lalu. Lalu bukti seperti apa lagi yang diinginkan pemerintah untuk dapat menutup tempat itu," tegas Taufik.

Sama halnya diutarakan Haji Daus, selaku warga Sugutamu, permintaan penutupan hotel milik Edi Faisal tersebut bukan lah keinginan satu dua orang warga Kampung Sugutamu. Melainkan keinginan warga satu kampung.  Yang jumlahnya 500 warga dini hari tadi melakukan sidang terbuka terhadap para pegawai hotel tersebut disaksikan oleh Kapolres Depok Kombes Pol Mulyadi Kaharni beserta camat dan lurah,” ujarnya.

 Keberadaa hotel itu selama ini sudah meresahkan warga. Seblumnya hotel tersebut juga sempat ramai dituntut warga untuk ditutup. Namun sayangnya sampai sekarang wali kota belum mengeluarkan surat segel atau apalah namanya, kami perhatikan sudah makin keterlaluan, apalagi  ini mau bulan puasa," imbuhnya.

Daus menambahkan, tamu yang datang rata – rata merupakan wanita seksi berpakaian minim dengan bahan pakaian transparan dan berdandan tebal. Sementara banyak pula pria setengah baya yang keluar masuk hotel tersebut. "Kami inginnya hanya satu, yakni ditutup total, kalaupun dialihkan jadi tempat usaha, harus dijadikan pondok pesantren atau sekolah. Kami sudah tidak terima alasan pemilik," tandasnya.

Di tempat terpisah pemilik Hotel Duta Residence, Edi Faisal, mengungkapkan keherananya. "Saya betul-betul heran, kenapa setiap saya ingin memperpanjang izin selalu saja timbul gejolak. Mereka selalu mengganggu usaha saya. Saya ini orang muslim, tidak mungkin mau mencoreng muka sendiri. Apalagi menjerumuskan orang lain," kilahnya.

Edi membantah keras kalau hotelnya jadi tempat prostitusi. Menurutnya, Duta Residence memiliki stadar operasional yang sangat ketat. Sehingga kecil kemungkinan menjadi lokasi esek-esek. Apalagi sampai menjual minuman keras. "Bukan kali ini saja isu seperti ini mencuat ke permukaan, waktu saya mau membuat sport center saja isu seperti ini muncul juga. Apa yang mereka tuduhkan merupakan fitnah yang sangat kejam. Saya jadi curiga," ucap Edi.

Menurut Edi,  keinginan sekelompok orang menutup Duta Residence telah mengingkari hajat hidup orang banyak. Ada puluhan warga Sugutamu bekerja di Duta Residence atau setara dengan sembilan puluh persen pekerja di Duta Residence merupakan warga Sugutamu. Mereka mau diberi makan apa kalau kemudian hotel ini ditutup. "Saya sudah 17 tahun tinggal di Depok. Tidak mungkin saya jadi biang kerok merusak moral masyarakat Depok. Wong, CSR hotel selalu jatuh ke tangan masyarakat sekitar," tuturnya.

Edi berharap apa yang mereka lakukan tidak membuat investor takut menanamkam modalnya ke Depok. Sebab Kota Depok sudah mulai dikenal sebagai kota ramah investasi. Tapi kalau isu seperti ini kembali muncul, tidak menutup kemungkinan para pengusaha kembali takut menanamkan modalnya di Kota Depok, " imbuhnya.(Faldi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar