Hotel Duta Residece (Ist)
Depok Pajajaran News
Hotel Duta Residece yang terletak
diwilayah Kampung Sugutamu, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota
Depok, Jawa Barat (Jabar), diduga telah dijadikan tempat transaksi prostitusi,
penjualan minuman keras (miras), dan perjudian. Maka warga sudah tidak memiliki
toleransi lagi terhadap keberadaan hotel tersebut. "Dari hasil musyawarah
warga Kampung Sugutamu kemarin malam, disepakati mendesak Wali Kota Nur Mahmudi
Ismail menutup Hotel Duta Residence tersebut," kata juru bicara warga,
Taufik saat ditemui Kamis (19/7/2012) di Balai Kota Depok.
Taufik mengakui, silih berganti
menyaksikan seorang wanita dan lelaki masuk kedalam hotel. Warga mengancam akan
menutup paksa hotel itu jika 1x24 jam tidak ditutup. "Jangan salah kan
kami kalau warga menutup paksa. Warga bosan menyaksikan wanita berpakaian minim
keluar masuk hotel itu," kilahnya.
Masyarakat sudah bosan mendengar
pembelaan kosong dari sang pemilik. Apalagi, ungkapnya, dalam pembelaanya
selalu berdalih kalau dia seorang muslim, sehingga tidak mungkin melakukan
perbuatan yang dituduhkan warga. "Kami punya bukti, mereka jual miras
sembunyi-sembunyi. Satpol PP juga pernah menangkap tiga orang pasangan mesum di
hotel itu tahun 2010 lalu. Lalu bukti seperti apa lagi yang diinginkan
pemerintah untuk dapat menutup tempat itu," tegas Taufik.
Sama halnya diutarakan Haji Daus,
selaku warga Sugutamu, permintaan penutupan hotel milik Edi Faisal tersebut
bukan lah keinginan satu dua orang warga Kampung Sugutamu. Melainkan keinginan
warga satu kampung. Yang jumlahnya 500
warga dini hari tadi melakukan sidang terbuka terhadap para pegawai hotel
tersebut disaksikan oleh Kapolres Depok Kombes Pol Mulyadi Kaharni beserta
camat dan lurah,” ujarnya.
Keberadaa hotel itu selama ini sudah
meresahkan warga. Seblumnya hotel tersebut juga sempat ramai dituntut warga
untuk ditutup. Namun sayangnya sampai sekarang wali kota belum mengeluarkan
surat segel atau apalah namanya, kami perhatikan sudah makin keterlaluan,
apalagi ini mau bulan puasa,"
imbuhnya.
Daus menambahkan, tamu yang
datang rata – rata merupakan wanita seksi berpakaian minim dengan bahan pakaian
transparan dan berdandan tebal. Sementara banyak pula pria setengah baya yang
keluar masuk hotel tersebut. "Kami inginnya hanya satu, yakni ditutup
total, kalaupun dialihkan jadi tempat usaha, harus dijadikan pondok pesantren
atau sekolah. Kami sudah tidak terima alasan pemilik," tandasnya.
Di tempat terpisah pemilik Hotel
Duta Residence, Edi Faisal, mengungkapkan keherananya. "Saya betul-betul
heran, kenapa setiap saya ingin memperpanjang izin selalu saja timbul gejolak.
Mereka selalu mengganggu usaha saya. Saya ini orang muslim, tidak mungkin mau
mencoreng muka sendiri. Apalagi menjerumuskan orang lain," kilahnya.
Edi membantah keras kalau
hotelnya jadi tempat prostitusi. Menurutnya, Duta Residence memiliki stadar
operasional yang sangat ketat. Sehingga kecil kemungkinan menjadi lokasi
esek-esek. Apalagi sampai menjual minuman keras. "Bukan kali ini saja isu
seperti ini mencuat ke permukaan, waktu saya mau membuat sport center saja isu
seperti ini muncul juga. Apa yang mereka tuduhkan merupakan fitnah yang sangat
kejam. Saya jadi curiga," ucap Edi.
Menurut Edi, keinginan sekelompok orang menutup Duta Residence
telah mengingkari hajat hidup orang banyak. Ada puluhan warga Sugutamu bekerja
di Duta Residence atau setara dengan sembilan puluh persen pekerja di Duta
Residence merupakan warga Sugutamu. Mereka mau diberi makan apa kalau kemudian
hotel ini ditutup. "Saya sudah 17 tahun tinggal di Depok. Tidak mungkin
saya jadi biang kerok merusak moral masyarakat Depok. Wong, CSR hotel selalu
jatuh ke tangan masyarakat sekitar," tuturnya.
Edi berharap apa yang mereka
lakukan tidak membuat investor takut menanamkam modalnya ke Depok. Sebab Kota Depok
sudah mulai dikenal sebagai kota ramah investasi. Tapi kalau isu seperti ini
kembali muncul, tidak menutup kemungkinan para pengusaha kembali takut menanamkan
modalnya di Kota Depok, " imbuhnya.(Faldi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar